Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Saturday, May 3, 2008

Jepang Optimis tidak akan resesi

Saturday, May 3, 2008
Meski perekonomian global saat ini melemah, namun Jepang optimis bahwa perekonomian mereka masih kokoh dan tidak akan terseret dalam resesi global, setidak-tidaknya pada semester pertama tahun ini.

Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Sentral Jepang Masaaki Shirakawa, dalam laporan tahunannya. Salah satu factor yang membuat optimis adalah pertumbuhan firma-firma Jepang diluar negeri. Seiring penguatan Dolar kembali, maka devisa yang masuk akan semakin besar. Hal yang masih membayangi pertumbuhan tersebut adalah naiknya harga energi dan kondisi pasar uang global yang rentan.


Dibagian lain, dinyatakan bahwa BOJ kemungkinan akan meningggalkan kebijaksanaan suku bunga rendah menjadi lebih “normal” untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir ini, disaat kecenderungan pemangkasan suku bunga global, Jepang justru akan menaikkan suku bunga setidak-tidaknya hingga akhir tahun nanti akan dinaikkan 25 basis point.

Kemungkinan BOJ akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps adalah sebesar 43 percent, meski pada jajak pendapat sebelumnya sempat 80 percent pada minggu lalu, yang dilakukan oleh JPMorgan Chase & Co. The Fed sendiri di perkirakan tidak akan memangkas suku bunga kembali pada pertemuan mereka di bulan Juni nanti.

Perkiraan ini berdasarkan jajak pendapat oleh Chicago Board of Trade show, bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap 2%, kayakinan responden sebesar 80 %, naik dari minggu sebelumnya yang hanya 70 %. BOJ sendiri pada pertemuan 30 April kemarin memutuskan tidak mengubah suku bunga (unchanged).

Menurut Masaaki Shirakawa, BOJ lebih fokus pada memperkecil resiko daripada menaikkan resiko melalui kebijaksanaan tersebut pada tahun anggaran ini.

BOJ memperkirakan pertumbuhan Jepang tahun ini bisa mencapai 1.5 percent, dari target sebelumnya yang diharapkan bisa mencapai 2.1 percent. Penurunan ini disejajarkan dengan perkembangan ekononomi Global yang mengalami perlambatan dan penguatan Yen.

Dengan demikian, meski tren global adalah resesi, namun Jepang justru optimis mereka bisa bertahan. Hal ini didasari pertumbuhan firma-firma Jepang diluar negeri; yang secara relative kecil tekanannya sehingga kapasitas produksi, suplai dan kondisi buruhnya lebih baik.

Dari dalam negeri sendiri, nilai ekspor yang meningkat akibat munculnya negara-negara dengan kekuatan ekonomi baru, serta aliran bahan mentah yang masuk ke Jepang juga meningkat. Peningkatan ekspor ini memungkinkan firma-firma Jepang baik yang didalam negeri dan diluar negeri akan mendapat keuntungan lebih tinggi.

Dengan demikian, yang diharapkan Jepang adalah pertumbuhan ekonomi Global yang berkelanjutan. Dan jika pasokan bahan mentah, ekspor dan tingakt konsumsi menurun, maka Jepang akan kesulitan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diperkirakan.

0 comments:

Post a Comment