Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Thursday, April 3, 2008

konsumsi industri jasa AS Lemahn

Thursday, April 3, 2008
Industri jasa AS diperkirakan akan berkontraksi di Maret capai tiga bulan berturut-turut.

Kondisi ini mencerminkan melambatnya belanja konsumen yang pada akhirnya melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Indeks non-manufacturing berdasarkan ISM drop menjadi 48,5 dari 49,3 di Pebruari lalu.

Laporan yang akan rilis malam nanti, akan menjelaskan kenapa ketua The Fed kemarin mengatakan ada kemungkinan ekonomi akan berkontraksi di semester pertama tahun ini.

Jatuhnya nilai property, sedikitnya lapangan kerja, naiknya ongkos bahan bakar capai rekor dan terbatasnya ketersediaan kredit atau pinjaman dapat disimpulkan bahwa belanja di tingkat eceran, restoran dan hotel akan berkurang.

Sementara itu, klaim untuk mendapatkan tunjangan pengangguran diperkirakan bertahan flat dibanding minggu lalu pada 366.000.

Ekonomi diperkirakan akan kehilangan lapangan kerja selama tiga bulan berturut-turut di Maret dan tingkat pengangguran naik menjadi 5 persen dari 4,8 persen.

Melemahnya pasar ketenagakerjaan, ketatnya kondisi kredit dan semakin dalamnya pelemahan sector perumahan telah meruntuhkan kepercayaan konsumen dan memukul belanja. Sementara penjualan ritel turun 0,6 persen di Pebruari lalu.

Penjualan ritel berlanjut di Maret. Setelah dewan pusat perbelanjaan internasional dam UBS securities LLC pada 1 April menurunkan perkiraan penjualan jaringan toko-toko di Maret untuk kedua kalinya setelah pembelian pakaian turun.

Penjualan di toko-toko yang buka paling kurang satu tahun kemungkinan turun atau sedikit berubah bulan ini, setelah naik hanya 0,5 persen minggu lalu dibanding tahun lalu. Kenaikan saat ini merupakan yang paling kecil sejak april 2003.

Produsen mobil mampu menjual mobil dan truk ukuran sedang rata-rata 15,2 juta pertahun dari Januari sampai Maret.

Melambatnya belanja dan investasi bisnis menunjukkan bahwa ekonomi tumbuh 0,1 persen ditiga bulan pertama tahun ini setelah tumbuh 0,6 persen dikwartal keempat. (fsl)

0 comments:

Post a Comment