Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Thursday, April 17, 2008

Ekonomi AS melemah disemua sektor

Thursday, April 17, 2008
The Fed mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat disembilan dari 12 distrik sejak Pebruari lalu.
Pemicunya adalah dikarenakan lesunya pasar real estate dan melambatnya belanja konsumen.Secara umum kesehatan ekonomi AS menurun tajam awal musim semi ini setelah konsumen terjepit diantara krisis sektor perumahan, kredit dan melemahnya kondisi ketenagakerjaan.Sektor pabrikan dan bisnis lainnya, tercekik akibat melonjaknya harga energi dan bahan mentah, namun kemampuan mereka dalam mengatasi harga ritel bervariasi, dimana beberapa perusahaan berusaha mengendalikan tekanan kompetisi, berdasarkan laporan yang menggambarkan kondisi ekonomi diseluruh AS.Kondisi ekonomi telah melemah. Banyak ekonom percaya ekonomi telah jatuh kedalam resesi, diperkirakan aktifitas ekonomi berkontraksi di tiga bulan pertama tahun ini dan masih melemah sampai sekarang.Presiden the Fed Ben Bernake akhirnya menyadari bahwa untuk pertama kalinya resesi mungkin terjadi.Janet Yellen, presiden the Fed San Francisco, dalam pidatonya mengungkapkan bahwa ekonomi terhenti bahkan berkontraksi selama semester pertama tahun ini.Laporan ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi Bernanke dan koleganya saat berupaya mempertahankan ekonomi agar tidak tenggelam cukup dalam menuju resesi, sementara disaat yang sama menghindari melonjaknya inflasi.The Fed yang telah memangkas suku bunga sejak September lalu untuk memicu pertumbuhan, berubah ganas di Januari, ketika kondisi memburuk. Banyak ekonom percaya the Fed akan menurunkan suku bunga lagi di April.Walau suku bunga diturunkan, konsumen cenderung semakin waspada. Konsumen sendiri adalah faktor penting ekonomi karena belanja mereka menyumbang cukup besar pada aktifitas ekonomi secara keseluruhan.Belanja konsumen mengalami pelambatan dihampir semua wilayah, dimana beberapa distrik melaporkan turunnya penjualan ritel maupun otomotif pertahunnya.Diluar otomotif, penjualan juga mengalami pelemahan di 10 dari 12 wilayah the Fed. Persediaan barang-barang tak terjual mulai menumpuk, sementara pengecer diwilayah Richmond dan San Francisco telah membatalkan pesanan.Tingginya harga energi menekan bisnis, keuntungan dan konsumen, membuat mereka kekurangan uang untuk berbelanja barang-barang keperluan lainnya. Ini menyebabkan lesunya pertumbuhan ekonomi dan semakin menambah tekanan inflasi.Harga minyak yang saat ini tembus rekor dekati $115 perbarrel, turun sedikit hari ini. Harga bensin melonjak dekati $4 per gallon.Bisnis terpaksa berhadapan dengan tingginya harga-harga produk makanan, bahan bakar dan produk-produk energi serta bahan mentah lainnya.Kebanyakan sektor pabrikan telah atau sedang merencanakan untuk menaikkan harga-harga sebagai reaksi dari naiknya ongkos. Namun reaksi dari perusahaan sektor jasa justru bervariasi, sebagian karena perbedaan tekanan kompetisi.Secara keseluruhan, kebanyakan wilayah the Fed melaporkan adanya sedikit perubahan pada inflasi harga ritel, menunjukkan bahwa produsen, khususnya segi keuntungan mendapat pukulan akibat naiknya harga energi dan bahan mentah.Dari sektor pabrikan, aktifitas bervariasi disetiap wilayah. Diwilayah Chicago, Boston dan Richmond, contohnya dilaporkan aktifitas pabrikan justru meningkat. Sementara wilayah New York, Kansas City, Philadelphia dan Dallas semuanya melaporkan pelambatan produksi.Wilayah St.Louis dan Cleveland stabil. Sementara wilayah Atlanta, Minneapolis dan San Francisco bervariasi.Tidak diragukan lagi, hampir semua wilayah the Fed mengalami pelemahan berkelanjutan pada permintaan akan barang-barang yang berkaitan dengan konstruksi perumahan. Tidakjelasnya kondisi ekonomi menuntun kepada mandegnya prospek sektor manufaktur.Pasar perumahan terus mengalami pelambatan. Pembangunan rumah masih lemah diseluruh wilayah. Penurunan dan tekanan kebawah terhadap harga-harga rumah terjadi di banyak wilayah the Fed.Bahkan diwilayah New York dan San Francisco menunjukkan penurunan harga didaerah yang sebelumnya menunjukkan lonjakan.Dalam laporan departemen perdagangan terakhir, mengatakan pembangunan rumah tergelincir di Maret ke level terendahnya dalam 17 tahun terakhir.Pertumbuhan konsumsi dan investasi bisnis melambat tajam setelah bertahun-tahun menguat. Perusahaan swastas memangkas payroll selama empat bulan berturut-turut sampai Maret. Tingkat pengangguran berada pada 5,1 persen.Kasus penyitaan melonjak 57 persen dan reposesi bank naik dua kali lipat di Maret dibanding tahun lalu. Harga rumah diperkirakan akan drop sampai 9 persen tahun ini. Sementara ketatnya standar pinjaman dan kualitas kredit justru melemahkan neraca.

0 comments:

Post a Comment